
Tim PMR MTsN 1 Kediri Raih Juara II Nasional Bara Pamera Ke XIV
Sumber : https://www.jawapos.com/radarkediri/read/2017/10/24/22066/tim-pmr-mtsn-1-kediri-raih-juara-ii-nasional-bara-pamera-ke-xiv
Tim PMR MTsN 1 Kediri Raih Juara II Nasional Bara Pamera Ke XIV
Satu Setengah Bulan, Latihan Rutin selama 1 Jam
SELASA, 24 OCT 2017 15:26 | EDITOR : ADI NUGROHO

PRESTASI: Pembina PMR Indomie Jusprabowo (paling kiri) di sampingnya, Kamad Jamiluddin, bersama tim PMR MTsN 1 Kediri. (HUMAS MTSN 1 KEDIRI FOR RADAR KEDIRI)
Semangat pantang menyerah dan kekompakan tim PMR MTsN 1 Kediri berbuah prestasi membanggakan. Pada 13-15 Oktober lalu, mereka meraih juara II Nasional Bakti Silaturahmi Palang Merah Remaja (Bala Pamera) di UIN Malik Ibrahim, Malang.
BAGUS ROMADHON
Rabu pagi itu (18/10), Jawa Pos Radar Kediri bertandang ke MTsN 1 Kediri. Begitu sampai sekitar pukul 09.00 WIB, wartawan koran ini langsung disambut senyum hangat oleh Kamad Jamiluddin, kepala madrasah. “Silakan masuk Mas,” ajaknya dengan ramah.
Di ruangan kerjanya, koran ini berbincang mengenai prestasi yang baru-baru ini diraih oleh siswa madrasah yang dahulu dikenal dengan nama MTsN Model Pare tersebut. Prestasi membanggakan tersebut adalah tim Palang Merah Remaja (PMR)-nya yang mendapat juara II nasional.
Selang beberapa saat mengobrol, Kamad Jamil –begitu sapaan karib Kamad Jamiluddin– meninggalkan ruangan. Ternyata ia memanggil pembina PMR MTsN 1 Kediri Indomi Jusprabowo.
Tak lama kemudian, datang 10 siswa. Mereka tampak senang melihat kedatangan media ini. Murid-murid itu pun menyalami Kamad Jamil sekaligus memperkenalkan diri pada koran ini. “Ini Mas yang kemarin juara nasional,” ungkap Jamil sembari menunjuk para anak didiknya tersebut.
Setelah itu, Domi –panggilan akrab sang pembina Tim PMR– menceritakan prestasi apa yang telah diraih para siswa binaannya. “Kami kemarin mendapat juara II nasional Bara Pamera ke XIV,” ucapnya.
Lomba Bara Pamera sendiri adalah lomba dengan berbagai macam kategori. Diadakan dua tahun sekali di UIN Malik Ibarahim, Malang. Tahun ini digelar pada 13-15 Oktober. Ada 36 tim dari seluruh Indonesia yang turut mengikuti lomba bergengsi ini.
Adapun kategori yang dilombakan di antaranya adalah cerdas cermat , pertolongan pertama, rihlah kepalangmerahan bidang sanitasi kesehatan, dan rihlah kepalangmerahan bidang Ayo Siaga Bencana. Selain itu, ada pula The Best Kostum Duta Bara Pamera. “Pokoknya ada 11 macam kategori lomba yang dilombakan,” ujarnya.
Domi menjelaskan, Tim PMR MTsN 1 Kediri sengaja diundang langsung oleh panitia lomba. Mereka mengirim dua tim. Masing-masing terdiri atas 10 siswa. Kedua tim tersebut dibagi menjadi tim dengan kekuatan yang merata.
Namun ada yang membedakan. Tim I terdiri atas tim senior yang diwakili kelas 9. Sedangkan tim kedua terdiri atas siswa kelas 7 dan 8. “Meski ada kelas 9, tim kedua memang kami buat untuk mendapatkan pengalaman,” tambahnya.
Di awal lomba, Domi menceritakan, tim PMR-nya sempat down. Sebab di lomba pertama, yakni cerdas cermat tidak ada yang mendapatkan juara. “Mereka nangis semua Mas,” ucapnya sambil melihat 10 siswa yang ada di ruang Kamad Jamil tersebut.
Namun ada secercah semangat yang tiba- tiba muncul. Setelah satu siswa memberikan semangat kepada siswa yang lain. “Dan mereka pun kembali bersemangat,” jelasnya.
Alhasil Tim I PMR berhasil meraih beberapa kategori unggulan. Ada empat siswa yang juara I. Yakni Devin Alfila Zahra dan Fiorhocy Oryzartyana Barliansha untuk kategori rihlah kepalangmerahan bidang sanitasi kesehatan. Lalu, Mar’atus Sholikah dan Gharly Ahamdtra Salwa untuk rihlah kepalangmerahan Ayo Siaga Bencana.
Ada juga satu siswa yang meraih tiga juara dalam tiga kategori lomba. Yakni Duta Bara Pemera, The Best Kostum Duta Bara Pamera, dan The Best Talenta Duta Bara Pamera. Siswa itu bernama Jaufatul Adelai Izzati.
Domi menambahkan, prestasi tersebut bukan diraih dengan mudah. Namun melalui perjuangan yang keras. Setidaknya ada waktu satu bulan setengah untuk mempersiapkan lomba. Namun yang sulit mengumpulkan dua tim tersebut.
“Mereka ada jam yang berbeda-beda, jadi cukup sulit untuk mengumpulkan,” ungkap guru berkacatamata ini.
Selain itu dengan jadwal yang begitu padat di madrasah membuat waktu untuk latihan juga kurang maksimal. Tetapi dengan keinginan yang kuat alhasil mereka pun berhasil meraih prestasi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Untuk diketahui, dua tahun lalu dalam lomba yang sama MTsN 1 Kediri hanya meraih juara III nasional. “Alhamdulilah tahun ini ada peningkatan peringkat,” ungkap Domi
Salah satu yang menjadi pujian adalah kostum yang digunakan oleh Jaufatul Adelai Izzati. Kostum tersebut berhasil menyabet tiga juara. Kostumnya berdesain corak merak. Terbuat dari bahan-bahan bekas. Ada kertas semen, tanaman cabai kering, hingga lidi aren. “Semua dikerjakan anak-anak selama tiga minggu Mas,” bebernya.
Hal ini tentu mendapatkan apresiasi yang besar dari Kamad Jamil. Sebab prestasi ini lebih baik dari sebelumnya. “Semoga dua tahun lagi dapat juara I,” harapnya.
(rk/die/die/JPR)
Rabu pagi itu (18/10), Jawa Pos Radar Kediri bertandang ke MTsN 1 Kediri. Begitu sampai sekitar pukul 09.00 WIB, wartawan koran ini langsung disambut senyum hangat oleh Kamad Jamiluddin, kepala madrasah. “Silakan masuk Mas,” ajaknya dengan ramah.
Di ruangan kerjanya, koran ini berbincang mengenai prestasi yang baru-baru ini diraih oleh siswa madrasah yang dahulu dikenal dengan nama MTsN Model Pare tersebut. Prestasi membanggakan tersebut adalah tim Palang Merah Remaja (PMR)-nya yang mendapat juara II nasional.
Selang beberapa saat mengobrol, Kamad Jamil –begitu sapaan karib Kamad Jamiluddin– meninggalkan ruangan. Ternyata ia memanggil pembina PMR MTsN 1 Kediri Indomi Jusprabowo.
Tak lama kemudian, datang 10 siswa. Mereka tampak senang melihat kedatangan media ini. Murid-murid itu pun menyalami Kamad Jamil sekaligus memperkenalkan diri pada koran ini. “Ini Mas yang kemarin juara nasional,” ungkap Jamil sembari menunjuk para anak didiknya tersebut.
Setelah itu, Domi –panggilan akrab sang pembina Tim PMR– menceritakan prestasi apa yang telah diraih para siswa binaannya. “Kami kemarin mendapat juara II nasional Bara Pamera ke XIV,” ucapnya.
Lomba Bara Pamera sendiri adalah lomba dengan berbagai macam kategori. Diadakan dua tahun sekali di UIN Malik Ibarahim, Malang. Tahun ini digelar pada 13-15 Oktober. Ada 36 tim dari seluruh Indonesia yang turut mengikuti lomba bergengsi ini.
Adapun kategori yang dilombakan di antaranya adalah cerdas cermat , pertolongan pertama, rihlah kepalangmerahan bidang sanitasi kesehatan, dan rihlah kepalangmerahan bidang Ayo Siaga Bencana. Selain itu, ada pula The Best Kostum Duta Bara Pamera. “Pokoknya ada 11 macam kategori lomba yang dilombakan,” ujarnya.
Domi menjelaskan, Tim PMR MTsN 1 Kediri sengaja diundang langsung oleh panitia lomba. Mereka mengirim dua tim. Masing-masing terdiri atas 10 siswa. Kedua tim tersebut dibagi menjadi tim dengan kekuatan yang merata.
Namun ada yang membedakan. Tim I terdiri atas tim senior yang diwakili kelas 9. Sedangkan tim kedua terdiri atas siswa kelas 7 dan 8. “Meski ada kelas 9, tim kedua memang kami buat untuk mendapatkan pengalaman,” tambahnya.
Di awal lomba, Domi menceritakan, tim PMR-nya sempat down. Sebab di lomba pertama, yakni cerdas cermat tidak ada yang mendapatkan juara. “Mereka nangis semua Mas,” ucapnya sambil melihat 10 siswa yang ada di ruang Kamad Jamil tersebut.
Namun ada secercah semangat yang tiba- tiba muncul. Setelah satu siswa memberikan semangat kepada siswa yang lain. “Dan mereka pun kembali bersemangat,” jelasnya.
Alhasil Tim I PMR berhasil meraih beberapa kategori unggulan. Ada empat siswa yang juara I. Yakni Devin Alfila Zahra dan Fiorhocy Oryzartyana Barliansha untuk kategori rihlah kepalangmerahan bidang sanitasi kesehatan. Lalu, Mar’atus Sholikah dan Gharly Ahamdtra Salwa untuk rihlah kepalangmerahan Ayo Siaga Bencana.
Ada juga satu siswa yang meraih tiga juara dalam tiga kategori lomba. Yakni Duta Bara Pemera, The Best Kostum Duta Bara Pamera, dan The Best Talenta Duta Bara Pamera. Siswa itu bernama Jaufatul Adelai Izzati.
Domi menambahkan, prestasi tersebut bukan diraih dengan mudah. Namun melalui perjuangan yang keras. Setidaknya ada waktu satu bulan setengah untuk mempersiapkan lomba. Namun yang sulit mengumpulkan dua tim tersebut.
“Mereka ada jam yang berbeda-beda, jadi cukup sulit untuk mengumpulkan,” ungkap guru berkacatamata ini.
Selain itu dengan jadwal yang begitu padat di madrasah membuat waktu untuk latihan juga kurang maksimal. Tetapi dengan keinginan yang kuat alhasil mereka pun berhasil meraih prestasi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Untuk diketahui, dua tahun lalu dalam lomba yang sama MTsN 1 Kediri hanya meraih juara III nasional. “Alhamdulilah tahun ini ada peningkatan peringkat,” ungkap Domi
Salah satu yang menjadi pujian adalah kostum yang digunakan oleh Jaufatul Adelai Izzati. Kostum tersebut berhasil menyabet tiga juara. Kostumnya berdesain corak merak. Terbuat dari bahan-bahan bekas. Ada kertas semen, tanaman cabai kering, hingga lidi aren. “Semua dikerjakan anak-anak selama tiga minggu Mas,” bebernya.
Hal ini tentu mendapatkan apresiasi yang besar dari Kamad Jamil. Sebab prestasi ini lebih baik dari sebelumnya. “Semoga dua tahun lagi dapat juara I,” harapnya.
(rk/die/die/JPR)
Leave a reply