Semarak Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H
Kab. Kediri (MTsN 1)- Islam mengangkat derajat dan martabat kaum peremupuan sama dengan kaum laki-laki. Bahkan melebihi kaum laki. Sebelum Islam ada atau di masa zaman jahiliyah, derajat kaum perempuan sangat rendah, bahkan jika ada anak perempuan lahir dibunuh. Inilah pesan utama yang disampaikan Ibu Nyai Siti Masyitah Al Hafidzah, Pengasuh Pondok Pesanten Sunan Bonang dari Jombang dalam ceramah agama dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat 7 Oktober 2022 di MTsN 1 Kedir di Masjid Maskuriyah MTsN 1 Kediri.
Segenap siswa-siswi, guru, dan karyawan MTsN 1 Kediri menyimak ceramah agama tersebut dengan hikmad. Sebelum ceramah agama dimulai. Siswa-siswi dan bapak ibu guru mengikuti doa bersama. Doa bersama dan ceramah agama dapat terlaksana dengan lancar. Pukul 06.40 WIB para siswa dan bapak ibu guru dan karyawan MTsN 1 Kediri berkumpul di Masjid MTsN 1 Kediri. Masjid itu yang diberi nama Masjid Masykuriyah. Sebelum acara inti dimulai, mereka menikmati alunan sholawat yang dilantunkan oleh grub rebana MTsN 1 Kediri. Pukul 07.30 WIB doa bersama dimulai. Doa bersama dipimpin oleh ustad Muhammad Misbahuddin. Usai doa bersama pengajian disampaikan oleh Bu Nyai Siti Masyitoh.
Mengawali ceramahanya, Bu Nyai Siti Masyitah menjelaskan bahwa lahirnya Nabi Muhammad SAW pada waktu dan tempat yang tepat. Mengapa tidak dilahirkan di luar Mekah? Sebelum nabi Muhammad lahir, Mekah berada pada zaman kebodohan alias zaman jahiliyah. Pada zaman itu orang-orang kafir Qurais mengganggap kaum wanita tidak pantas dan tidak layak dimuliakan. Maka jika ada wanita hamil dan melahirkan anak perempuan, anak perempuan itu akan dikubur hidup-hidup.
Namun, jelas Bu Nyai Siti Masyithah, Allah SWT tidak membiarkan anggapan-anggapan kaum kafir Qurais tersebut berlarut-larut. Allah SWT lantas mengutus utusannya, yakni nabi Muhammad SAW. Lewat mukjizat nabi Muhammad SAW yakni Al-Quran. Bu Nyai membacakan surat Al-Hujurat ayat 13 dengan merdu sekali. Bu Nyai menjelaskan bahwa surat al Hujurat ayat 13 adalah ayat yang kandungannya memproklamasikan harkat dan martabat kaum wanita sederajat dengan kaum laki-laki. Kemudian beliau menambahkan, bahkan Allah SWTmengangkat lebih tinggi dua kali lipat dari laki-laki.
Bu nyai mengutip sebuah hadits yang isinya pertanyaan sahabat kepada nabi Muhammad Saw.
“Wahai Rasul, siapakah yang harus saya muliakan selain baginda? Jawab Nabi, “ibumu, ibumu, ibumu,” jawab Rasulullah tiga kali.
Mengapa perempuan atau ibu-ibu? Bu Nyai Masyitoh menegaskan bahwa jasa ibu-ibu sangat luar biasa. Ia pun menceritakan dengan penuh penghayatan bagaimana susah payahnya seorang ibu atau kaum perempuan yang sedang mengandung dan melahirkan secara detail. Selain proses mengandung dan melahirkan yang sangat berat dan bahkan jaminannya nyawa, Bu Nyai juga menjelaskan bagaimana usaha keras ibu menyusui, merawat, dan membesarkan seorang anak.
Begitu besar jasanya kaum perempuan sebagai ibu, bu Nyai menerangkan hadits nabi yang artinya “Surga itu di bawah telapak kaki ibu.” Oleh karena itu, tegasnya sebagai anak sepatutnya harus taat dan patuh kepada kedua orang tua. Lebih-lebih kepada ibu.
Seorang anak wajib mencintai, mengasihi, dan menyayangi orang tua. Seorang anak tidak boleh menyakiti hati orang tua. Bu Nyai mengingatkan siswa-siswi dan segenap guru dan karyawan agar selalu berkata yang lembut kepada kedua orang tua.
“Jangan sekali-kali berkata uf ( ah), kepada orang tua,” tegas Bu Nyai
Selanjutnya, di bagian akhir ceramah, Bu Nyai menegaskan bahwa keberhasilan seseorang bergantung bagaimana ketaatan dan kepatuhan seorang anak kepada kedua orang tua. Oleh karena itu, Bu Nyai mengingatkan siswa-siswi MTsN 1 Kediri jika ingin diakui sebagai umat nabi Muhammad SAW harus taat dan patuh kepada orang tua. Seperti di suruh beribadah, belajar, dan disuruh hal-hal yang baik, seorang anak harus segera melaksanakan perintah kedua orang tua atau ibu mereka. (cindy/aurel/yus/tim jurnalis dan warta MTsN 1 Kediri)
Leave a reply