Kembangkan Jiwa Literasi, MTsN 1 Kediri Gelar Pelatihan Literasi

MTsN 1 Kab. Kediri – Tim literasi MTsN 1 Kediri terus berupaya mengembangkan kompetensi peserta didik dalam berliterasi dengan menggelar pelatihan literasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama satu hari yaitu tanggal 4 Maret 2023.

Pelatihan literasi yang bertajuk “Giat Literasi tanpa Plagiasi, Menulis adalah Hobbi” diikuti oleh peserta didik kelas VII dan VIII sebanyak 37 pesera. Mereka mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias karena mereka adalah peserta didik yang terpilih dan telah berproses menulis karya yang berbentuk fiksi.

Acara ini langsung dibuka oleh Kepala MTsN 1 Kediri, Muhammad Zainuddin, S.Pd., M.Pd.I. Dalam sambutannya mengatakan bahwa pelatihan ini sebagai bekal sekaligus pemantapan peserta didik dalam menyelesaikan karya. “Pelatihan ini sangat penting dan bermanfaat, giatkan literasi tidak hanya menggunakan bahasa Indonnesia, tapi juga bisa menggunakan bahasa Inggris, bahasa Jawa, bahkan bahasa Arab. Semoga setelah selesai pelatihan ini, karya-karya anak-anak  nanti bisa terbit dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,” harap kepala MTsN 1 Kediri saat mengakhiri sambutannya.

Setelah acara selesai dilanjutkan dengan acara inti yang langsung dipandu oleh tiga pemateri yaitu Dr. M. Subchan Sodiq, M.Pd.I. Dra Ely Susana, dan Elis Dewi Hajar M. Pemateri pertama menyampaikan tentang plagiarisme. Menurut Dr. Subchan Sodiq plagiarisme adalah kegiatan mengambil karya orang lain, baik berupa ide atau gagasan dan menjadikan miliknya.

Pemateri ke-2 mengusung tema “Yok Kita Membuat Cerita” bahwa menulis itu mudah. Ely Susana menjelaskan bahwa ada beberapa trik menulis agar tulisan menjadi menarik di antaranya adalah menetukan tema, mengenali target pembaca, membuat outlet atau kerangka karangan, memperkuat karakter tiap tokoh, menyelipkan diolog dengan bahasa sehari-hari, memberikan konflik dan momen klimak, menjaga alur, dan jadilah self editing.

Elis Dewi Hajar Mastrin selaku pemateri ke-3 menambahkan bahwa novel dibangun oleh dua unsur yaitu intrinsik dan ekstrinsi. “Ketika menulis karya seorang pengarang memiliki gaya kepenulisan sendiri, contohnya gaya kepenulisan Asma Nadia yang cenderung islami, Raditya Dika yang ceplas ceplos, Andrea Hirata menyuguhkan kalimat-kalimat deskriptif yang mengumbar kalimat dan pencitraaan yang hiperbolis,” tambahnya sebelum mengakhiri materi.

Sebelum penutupan ada tiga siswa yang mempresentasikan karyanya yaitu Akira Faquinzha Wijaya, Lu’lui’l Faizatuzzahra, Najwa Rihadatul. Mereka menceritakan dengan sangat memukau. (syifa/Elis/yus/Tim Jurnalis)

Leave a reply