Dina Rahmatun Najma Jamil
Materi Hafalan Baru Tahu sebelum Lomba
Siswa MTsN 1 Kediri Peraih Juara 1 MTQ Jatim
KAMIS, 26 OCT 2017 22:40 | EDITOR : ADI NUGROHO
Kab. Kediri (MTsN PAre) – Keluarga besar MTs N Pare kemarin pada Sabtu (18/2) menggelar doa bersama di pelataran parkir Stadion Canda Bhirawa Pare. Doa Bersama dipandu oleh KH. Masykur Al-Hafidz, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darul Muhajirin, Gendang Sewu, Pare. Mereka berdoa supaya siswa kelas IX yang akan mengikuti ujian nasional berbasis komputer dapat berjalan lancar dan mendapat nilai maksimal. Selain itu, mereka juga Berdoa kepada Allah supaya pelaksanaan Aksioma (Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah) tingkat MI, MTs, MA se-Jawa Timur di Kabupaten Kediri dapat berlangsung sukses.
“Mari kita niatkan doa bersama ini dengan tulus ikhlas karena Allah SWT. Mudah-mudahan apa yang kita cita-citakan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu kita berdoa supaya siswa MTs N Pare yang berlaga di Aksioma diberi kesehatan oleh Allah dan diberi kemudahan dalam memenangkan lomba atau pertandingan nanti. Kita doakan juga siswa kelas IX yang akan mengikuti UNBK supaya lancar dan mendapat nilai yang maksimal,” jelas Jamiluddin, kepala MTsN Pare dalam sambutannya sebelum doa bersama berlangsung.
Doa bersama dapat terlaksana dengan khusuk dan hikmat. Sebelum berdoa yang dipandu KH. Masykur, siswa-siswi MTs N Pare diajak membaca salawat nariyah. Selanjutnya keluarga besar MTs N Pare melafalkan bacaan-bacan dzikir dan kalimat toyibbah yang dipandu pengasuh ponpes Darul Muhajirin. Alunan-alunan dzikir menggema dan terasa mengetarkan jiwa. Usai melafalkan dzikir, dilanjutkan doa yang dibacakan KH.Masykur Al-Hafidz yang diaamiini oleh seluruh keluarga besar MTsN Pare. (Yusuf/humas MTs N Pare)
JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh terus menyosialisasikan nasib guru-guru TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Posisi guru TIK dalam Kurikulum 2013 memicu polemik, seiring dengan dihapusnya mata pelajaran TIK.
Menteri asal Surabaya itu mengaku baru saja bertemu dengan organisasi guru-guru TIK. Dalam pertemuan itu, disebutkan bahwa nasib guru TIK yang sekarang sedang mengajar menjadi terancam dengan penghapusan itu. Selain itu saat ini juga sudah banyak mahasiswa yang mengambil kuliah pendidikan calon guru TIK.
Nuh meminta para guru TIK tetap tenang dan tidak merespon penghapusan mata pelajaran itu dengan berlebihan. “Tidak benar akan ada PHK guru-guru TIK karena mata pelajarannya dihapus. Cari guru saja susah, kok malah mau mem-PHK,” katanya saat sidak penyelenggaraan ujian nasional (unas) SMP di Kepulauan Seribu kemarin.
Dia menegaskan bahwa sampai saat ini mata pelajaran TIK tetap dihapus dari daftar mata pelajaran yang diujikan. Tetapi Nuh mengatakan bahwa kurikulum 2013 yang dikeluarkan Kemendikbud itu bersifat standar minimal. Artinya masing-masing sekolah bisa mengembangkan dengan membuka muatan lokal TIK.
Nuh mengatakan penghapusan juga tidak hanya pada mata pelajaran TIK. Dia menuturkan mata pelajaran biologi dan fisika di j
jenjang SMP juga dilebur menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Menurut Nuh Kemendikbud memiliki sejumlah solusi terkait keberadaan guru TIK itu. Diantaranya adalah, mereka mengajar untuk mata pelajaran yang dulu pernah diajarkan saat kuliah calon guru TIK. Nuh mengatakan guru-guru TIK saat kuliah dulu tentu juga mendapatkan kuliah tentang fisika atau matematika.
“Tidak mungkin kuliah hanya mendapatkan materi komputer saja. Karena kalau seperti itu namanya kursus komputer,” papar Nuh. Dia berharap polemik terkait penghapusan mata pelajaran TIK ini segera berakhir. (wan)
Tim web MTsN Pare Kabupaten Kediri hari Sabtu (4/3) mengikuti pelatihan website di laboratorium komputer MTsN Pare. Pelatihan website tersebut diisi oleh Mahfud Syarif dari indoweb.id. Pelatihan website yang diikuti waka humas dan beberapa guru TIK MTsN Pare bertujuan untuk mengoptimalkan website MTsN Pare.
Kepala MTsN Pare, Jamiluddin, berharap dengan pelatihan website nanti, informasi pendidikan MTsN Pare bisa diposting di web MTsN Pare sehingga semua informasi pendidikan akan mudah diketahui dengan oleh masyarakat.
“InsyaAllah informasi berkaitan kegiatan madrasah akan diinformasikan lewat website MTsN Pare, seperti pengumuman PPDB. mudah-mudahan informasi pendidikan MTsN bisa bermanfaat bagi masyarakat,”jelasnya.
Pelatihan website berlasung lancar. Tim website MTsN Pare dilatih untuk memposting artikel, berita, serta video.
“Dalam latihan ini tim secara langsung mempraktikkan cara memposting” terang Mahfud. (yusuf/humas)
KAMIS, 26 OCT 2017 22:40 | EDITOR : ADI NUGROHO
BANGGA: Dina Rahmatun Najma menunjukan piala juara I MTQ Provinsi Jatim bersama Kepala MTsN 1 Kediri Jamiluddin di madr asahnya. (Rino Hayyu Setyo – RadarKediri/JawaPos.com)
Suaranya pelan ketika memperkenalkan diri. Penampilannya juga sederhana. Saat itu gadis ini masih mengenakan seragam khas dari sekolahnya, Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri. Sekolah yang dulu bernama MTsN Model Pare.
Kesederhanaan penampilannya itu menutupi prestasi besar yang diraihnya. Dina Rahmatun Najma Jamil, baru saja mendapatkan prestasi yang tak bisa dipandang enteng.
“Alhamdulillah. Baru mendapat juara pertama dalam MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran, Red) Provinsi,” ujar Dina malu-malu.
Saat bercerita, Dina berada di ruangan Kepala MTsN 1 Kediri Jamiluddin. Duduk di sofa berbentuk L di ruangan 4 x 7 meter. Di sampingnya ada sang Kepala Madrasah (Kamad) Jamil. Yang juga adalah ayahnya.
Dina meraih juara dalam kategori lomba Musahabaqoh Hidzil Quran (MHQ). Yakni lomba membaca Alquran setelah diberi tiga pertanyaan untuk hafalan. Pelaksanaan MTQ-nya sendiri di Prigen, Kabupaten Pasuruan, 1-8 Oktober 2017. Melombakan cerdas cermat, tilawah, kaligrafi, tafsir, dan sharhil. Ajang tersebut memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Apalagi bagi yang masih duduk di bangku MTs. Materi yang harus dihafalkan baru diberitahukan 16 jam sebelumnya. Bahkan, pada saat tiga besar soal hafalan baru diberitahukan setengah jam sebelumnya.
Jalan juara terasa panjang. Selama lima hari, 30 peserta putra dan 30 putri bersaing. Berebut menjadi tiga besar. Dalam satu hari 12 peserta yang dinilai. Dina mendapatkan jatah tiga surat yang harus dihafalkan di hari pertama. Surat Assyamsi, An-naziat, dan Al-balad.
“Setelah tilawah langsung diberi tiga surat itu untuk dihafalkan,” terang siswa kelas 8D ini.
Di balik kesuksesan Dina, ada cerita menarik terkait keikutsertaannya di ajang tersebut. Dina nyaris tak bisa berlomba. Penyebabnya kuota peserta untuk wilayah Kabupaten Kediri penuh.
Beruntung, nasib baik masih menghampiri anak kedua dari tiga bersaudara ini. Ada kuota tersisa di Kota Malang. Dia pun ikut dengan memanfaatkan kuota tersebut. “Asal tetap di Provinsi Jatim siswa bebas mewakili daerah lain,” terang Kamad Jamil.
Di Kota Apel itu Dina mendapat pembinaan dari ustad yang berpengalaman. Namanya Ustad Fuad. Asalnya dari Surabaya. Namun, bukan hanya bimbingan itu yang membuat Dina mampu juara. Kebiasaannya selama ini adalah faktor utama. Membuat kemampuannya menghafal Alquran bagus.
Memang, baru tiga tahun Dina mulai mengasah kemampuan menghafal Alqurannya. Namun, dia relatif cepat. Apalagi dengan tambahan motivasi melihat kakaknya juga pernah menjadi juara di ajang yang sama.
Yang lucu lagi, ada motivasi tambahan seorang Dina. Dia berhasrat juara karena ingin naik pesawat terbang. Sebab, sang kakak juga bisa naik pesawat terbang setelah menjadi juara. “Jadi itu membuat saya termotivasi,” akunya.
Dina beruntung memiliki keluarga yang sangat mendukung kemampuannya. Sehari-hari dia membaca Alquran bersang sang nenek. Mulai selepas maghrib hingga waktu isya. Sang nenek pula yang memberinya pertanyaan mirip-mirip dengan soal dalam MHQ.
Hasil di Prigen itu mengulang prestasinya di ajang sama pada tahun lalu. Saat itu MTQ berlangsung di Banyuwangi. Sedangkan tahun ini Dina juga mendapatkan juara dalam Aksioma Kabupaten Kediri.
Kamad Jamil mengapresiasi pencapaian Dina tersebut. “Kami selalu mendorong dan memfasilitasi setiap siswa yang berprestasi,” jelasnya.
Pihak MTsN 1 Kediri, menurut Jamil, juga menyiapkan fasilitas untuk siswanya yang berprestasi. Selain ada pengajar khusus, juga fasilitas lain seperti penggratisan SPP. (fud)