Suaranya pelan ketika memperkenalkan diri. Penampilannya juga sederhana. Saat itu gadis ini masih mengenakan seragam khas dari sekolahnya, Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri. Sekolah yang dulu bernama MTsN Model Pare.
Kesederhanaan penampilannya itu menutupi prestasi besar yang diraihnya. Dina Rahmatun Najma Jamil, baru saja mendapatkan prestasi yang tak bisa dipandang enteng.
“Alhamdulillah. Baru mendapat juara pertama dalam MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran, Red) Provinsi,” ujar Dina malu-malu.
Saat bercerita, Dina berada di ruangan Kepala MTsN 1 Kediri Jamiluddin. Duduk di sofa berbentuk L di ruangan 4 x 7 meter. Di sampingnya ada sang Kepala Madrasah (Kamad) Jamil. Yang juga adalah ayahnya.
Dina meraih juara dalam kategori lomba Musahabaqoh Hidzil Quran (MHQ). Yakni lomba membaca Alquran setelah diberi tiga pertanyaan untuk hafalan. Pelaksanaan MTQ-nya sendiri di Prigen, Kabupaten Pasuruan, 1-8 Oktober 2017. Melombakan cerdas cermat, tilawah, kaligrafi, tafsir, dan sharhil. Ajang tersebut memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Apalagi bagi yang masih duduk di bangku MTs. Materi yang harus dihafalkan baru diberitahukan 16 jam sebelumnya. Bahkan, pada saat tiga besar soal hafalan baru diberitahukan setengah jam sebelumnya.
Jalan juara terasa panjang. Selama lima hari, 30 peserta putra dan 30 putri bersaing. Berebut menjadi tiga besar. Dalam satu hari 12 peserta yang dinilai. Dina mendapatkan jatah tiga surat yang harus dihafalkan di hari pertama. Surat Assyamsi, An-naziat, dan Al-balad.
“Setelah tilawah langsung diberi tiga surat itu untuk dihafalkan,” terang siswa kelas 8D ini.
Di balik kesuksesan Dina, ada cerita menarik terkait keikutsertaannya di ajang tersebut. Dina nyaris tak bisa berlomba. Penyebabnya kuota peserta untuk wilayah Kabupaten Kediri penuh.
Beruntung, nasib baik masih menghampiri anak kedua dari tiga bersaudara ini. Ada kuota tersisa di Kota Malang. Dia pun ikut dengan memanfaatkan kuota tersebut. “Asal tetap di Provinsi Jatim siswa bebas mewakili daerah lain,” terang Kamad Jamil.
Di Kota Apel itu Dina mendapat pembinaan dari ustad yang berpengalaman. Namanya Ustad Fuad. Asalnya dari Surabaya. Namun, bukan hanya bimbingan itu yang membuat Dina mampu juara. Kebiasaannya selama ini adalah faktor utama. Membuat kemampuannya menghafal Alquran bagus.
Memang, baru tiga tahun Dina mulai mengasah kemampuan menghafal Alqurannya. Namun, dia relatif cepat. Apalagi dengan tambahan motivasi melihat kakaknya juga pernah menjadi juara di ajang yang sama.
Yang lucu lagi, ada motivasi tambahan seorang Dina. Dia berhasrat juara karena ingin naik pesawat terbang. Sebab, sang kakak juga bisa naik pesawat terbang setelah menjadi juara. “Jadi itu membuat saya termotivasi,” akunya.
Dina beruntung memiliki keluarga yang sangat mendukung kemampuannya. Sehari-hari dia membaca Alquran bersang sang nenek. Mulai selepas maghrib hingga waktu isya. Sang nenek pula yang memberinya pertanyaan mirip-mirip dengan soal dalam MHQ.
Hasil di Prigen itu mengulang prestasinya di ajang sama pada tahun lalu. Saat itu MTQ berlangsung di Banyuwangi. Sedangkan tahun ini Dina juga mendapatkan juara dalam Aksioma Kabupaten Kediri.
Kamad Jamil mengapresiasi pencapaian Dina tersebut. “Kami selalu mendorong dan memfasilitasi setiap siswa yang berprestasi,” jelasnya.
Pihak MTsN 1 Kediri, menurut Jamil, juga menyiapkan fasilitas untuk siswanya yang berprestasi. Selain ada pengajar khusus, juga fasilitas lain seperti penggratisan SPP. (fud)